Rabu, 20 April 2016

Sikeriting (hitam manis idola)

Kulit item, rambut kriting halus, mata bulet item, bentuk wajah memanjang, sudah bisa dipastikan kalau anak ini anak keturuanan indonesia timur. Saya lupa namanya siapa. Kami bertemu di salah satu panti asuhan balita di jakarta timur November tahun lalu.

Dia anak yang gesit. Tak mau diem. Selalu ada yg dia lakukan. Bahkan kadang membuat jantungan dengan polanya yang gelagapan seperti orang hendak terjun bebas dari lantai 2 di aula tempat acara berlangsung.

Dengan tingkahnya yang supel tak heran jika dia jadi rebutan di antara anak2 yg lain. Di tambah dengan secara fisik dia memang sangat berbeda dg yg lain. Sangat mudah untuk dikenali.

Gimana awalnya dia jadi anak asuh di panti ini jg saya lupa. Yang jelas dia menjadi anak yg dominan di sana dengan tingkah dan polanya. Dia sangat sadar dengan kamera. Begitu ada yg mengajak dia foto. Dengan penuh aksi senyum kemanjaan akan di pertontonkan olehnya.

Lihatlah bagaimana senyum manja nya di kala berfoto. Dan dia akan senang sekali kalo foto itu di perlihatkan kepadanya. Menjadi sebuah keharusan baginya.

Bagaimana layaknya anak2. Dia tidak mengerti dengan apa yg terjadi di sekitarnya. Dan dia pun jg tidak tau kenapa dia harus berkumpul dengan puluhan anak2 lainnya di panti ini. Bahkan mungkin mereka jg tidak tau siapa orang tuanya. Yang dia tahu dia memiliki teman yang banyak. Ada maianan banyak. Makan terpenuhi. Ada baju baru. Selalu di kunjungi. Sebagian ada yg beruntung, dengan adanya orang tua asuh untuk mereka. Dan mereka akan menemukan keluarga baru. Mereka akan mempunyai ayah dan ibu baru. Mereka menemukan kehidupan baru. Disaat yg bersamaan jg mereka berpisah dengan teman2nya yg ada di panti ini.

Si keriting ini satu di antara ratusan bahkan mungkin ribuan anak2 yg bernasib sama di luar sana. Bagi orang dewasa akan sangat menyedihkan melihat kondisi mereka. Akan timbul pertanyaan kenapa harus begini?. Tapi kembali,  inilah suratan takdir bagi mereka. Mereka anak2 pilihan tuhan. Beginilah cara tuhan mendidik mereka. Agar menjadi manusia yang kuat nantinya. Mereka belajar sendiri dengan pola dan lingkungannya. Memahami dengan sendiri apa yg terjadi.

Tuhan
Ketika tanganku tak sanggup untuk memeluk mereka satu persatu.
Tapi ku percaya tangan2 tersembunyiMU telah memeluk mereka dengan kasih sayangMU.
Tuhan
Ketika jemariku tak sanggup mengusap air mata kesedihan di pipi mereka.
Tapi ku percaya janjiMU akan kehidupan yg labih baik bagi mereka pasti terjadi.

Sungguh tak ada yang sia2. Semua tersusun rapi sebagai skenario terindahMU untuk mereka.

Semoga tak ada lagi "sikeriting2" berikutnya.

-maulid-
Citayam
Senin, 25 mei 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar