Sabtu, 20 September 2014

muhasabah diri



Beri ruang bagi diri sendiri
Beranjak sejenak dari duniawi
Bermuhasabah mengadu pada ilahi
Disaat sunyi sepi di malam hari

Berdialog dengan hati
Tentang apa yang telah terjadi
Tentang apa yang di cari
Dan apa yang di ingini
Dengarkan suara hati

Semoga ALLAH mengilhami
membukakan jalan dan menunjuki
Serta membimbing langkah diri
Menuju tujuan yang hakiki
Ridho ilahi rabbi

aamiin


-maulid-
disadur dari tulisan fb.
depok, juli, 2014

Sajak tentang saia








Saia leni, berasal dari keluarga sederhana, dari kampung, yg masa kecilnya suka main di kali, main tanah, dan yg girang saat hujan turun.
saya manusia biasa, yg banyak kekurangan di sana sini.

Saia juga bukan wanita sholehah, hanya berusaha terus memperbaiki diri, utk janji kehidupan yg lebih baik.

Saia tak pantas d sandingkan dengan, putri kerajaan yg bersepatukan kaca,
dg seorang peri yg mempunyai sayap, apalagi dg bidadari yg dulu main sinetron bersama marshanda.

Aaahh jauh sekali itu dari saia.

Tapi saia yakin dan percaya, saia adalah putri terbaik yg emak punya.

Kau tau kenapa?

Karna saia wanita satu2nya di keluarga, setelah emak.

Hehehe


-maulid-
disadur dr tulisa fb
depok, 2014

Selasa, 02 September 2014

Rumah Gadang Surau Parak Pisang



Disiko tampek lahia ambo.
Dibuai amak di gadangkan uwo.
Tampek pulang di hari rayo
Tampek bakumpua di maso tuo.

Tak banyak yg berubah dr bangunannya,
Cuma tangga kayu berubah menjadi tembok, dapua papan lah batuka jo beton.
Tampek sabuik karambia, sayak tampuruang,daun karambia masiak, arai karambia, jo kayu api lah ndk ado lai,
Tungku panjarangan kuah sate pun ndak ado pulo lai,
Sarato Katuak2 mainan anak nagaripun indak ado.

Tapi kenangan tentang semua itu masih melekat jelas di ingatan.

Tinggi tinggi tabangnyo bangau
Pulangnyo ka kubangan juo
Sajauah jauah denai marantau
Isuak lai untuang ka pulang juo

Surau parak pisang.

Terima kasih bagi yg sudah membagikan foto ini 




oskestra alam




Sesekali berbaurlah dengan alam nak,
Dengarkanlah kicauan burung, suara gemericik air yang mengalir, alunan desauan angin, sungguh itulah oskestra yang paling merdu, bahkan oskestra yg dimainkan oleh orang paling tersohor di dunia inipun tak bisa menyainginya, oskestra alam yang di ciptakan langsung oleh sang pemilik jagad raya ini, sungguh merdu.

Menarilah nak, walaupun ditengah hujan, ikuti lah alunan oskestranya. Nikmatilah alunan melodinya. Bebaskan jiwamu.

Sebab hidup ini bukanlah bagaimana kau menunggu hujan reda, tapi bagaimana kau masih bisa menari bersama hujan. Amboiii

Depok, 27 april 2014
-maulid-

Senin, 01 September 2014

sajak tentang padi




Apa yang kau pikirkan nak?
Kau sedih atas perlakuan mereka terhadapmu?
Kesinilah nak, duduk disebelah mamak, nikmatilah kopi seduhan mamakmu ini. Bersandarlah d pelukan mamak. Dengarkanlah lagi sedikit cerita mamak.

Hmmm kau pasti tau apa yang hendak mamak sampaikan kepadamu bukan, tapi mamak tak akan bosan untuk berbagi sedikit pemahaman mamak kepadamu.

Kau tau anak, apapun yg kita lakukan ibarat kita menanam benih, di saat benih padi kau tanam, mungkin ilalang pun ikut tumbuh, walaupun kau tak menanamnya. Tapi kau tau nak, kalaupun kau mencoba menanam ilalang, padi tak akan pernah ikut tumbuh.

Meskipun begitu nak, janganlah kau bosan untuk terus berbuat, teruslah berbagi, karna sejatinya apa yg kita berilah yang menjadi milik kita nantinya. Dan kau tau nak di atas sana selalu ada yang MAHA melihat, MAHA memudahkan, saksi dari segala saksi.
Muara dari hidupmu ini.


Kau anak mamak yang kuat!!
Amanah terbaik hanya dititipkan kepada orang yang kuat.
Mamak yakin, kau pasti bisa!
Melangkah lah nak, berdoalah, DIA pasti menolongmu.
Mamak mencintaimu.

-maulid-
Depok, 7 april 2014

sajak tentang kopi








Kau menangis nak?
KeSinilah, deket mamak, tidurlah d pangkuan mamak, biar mamak usap kepala kau,

Nak, menangislah, air mata dari seseorang yg tulus hatinyan, justru adalah bukti betapa kuat dan kokoh hidupnya, tidak ada yang keliru dengan tangisan. dengarkanlah sedikit cerita mamak.

Kau tau, Mamak kau ini bukan orang yang berpendidikan tinggi, bukan pula orang yang pandai berfilosofi, hanya sedikit berbagi pemahaman saja.

Hidup ini ibarat kopi nak, kau yang menyeduhnya sendiri, jangan terlalu manis, agar rasa kopi nya tak hilang, dan jangan terlalu pait, agar kau menikmati rasanya, yang sedang2 saja, dan begitu kau tuangkan air panas kedalamnya, aroma kopinya begitu memikat penciumanmu.

Saat kau mencicipi kopimu, nikmatilah manisnya, dan rasakan jualah paitnya.

Jadilah kau kuat nak .
Percayalah doa mamak menyertai disetiap langkamu.

Depok, 7 april 2014
-maulid-