Rabu, 20 April 2016

Diam

Satu berita telah cukup membuat ku tertunduk, terdiam makin dalam, berfikir ulang tentang apa yang telah di lalui, dan apa yang akan di tuju.

Teringat pesan seorang sahabat, "yang harus kamu lakukan, Pertebal Keimananmu,  berhenti bertanya mengapa, berhenti menganalisa, karna itu hanya akan membuat hatimu lelah, kau ibarat merentangkan kembali benang kusut yang kau sendiri tak tau dimana awal dan ujungnya, hanya berputar di situ2 saja, biarkan sajalah, kalo toh akhirnya benang itu lurus kembali Allah sendiri yang akan bekerja,  semua yg terjadi atas ijinNYA, semua rasa yang kau alami, sakit, senang dan pedih sampai meringis sekalipun atas ijinNYA"

Rasa kecewa adalah cermin bahwa kau tak mau di atur olehNYA.

Lepaskan semua, yang terjadi sudah ketentuanNYA, lapangkan hatimu, terimalah dan lepaskan semuanya. Berprasangka baiklah.

Belajarlah nak.

Merindukan sahabat


Dia yang berkata "semangat yah len,hijrahlah len,  travelling lah km liak, lakukan hal yg menyenangkan kamu, kl ada apa2 hubungi aku yah".

Dan dia yang berkata "semangat yah len, jangan pernah putus asa, allah maha baik kok".

Dan dia yang berkata "aku seneng kk len yg dulu, yg sibuk dengan kegiatan sosial, dan tersenyum bahagia saat acara baksos berjalan dengan sukses".

Dan beliau yang langsung menelfn saat kukirim pesan "uda, awak bla bla bla..." dan dengan kesabaran selalu berucap "sabar lah dalam belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik". "Semangatlah, mandiri itu jauh lebih terhormat".

Dan beliau yang selalu berkata "semua atas izin allah, berusahalah, berdoalah, janji allah itu pasti, ado c jalan e biko tu, picayolah".

Dan dia yang selalu bilang "aku pengen mba seneng".

Dan dia yg berkata "den nio mancaliak silen nan dulu, nan den kenal, nan ndk putuih aso"

Dan dia yang selalu meluangkan waktu untuk mendengar semua cerita2ku, selalu memberikan semangat, menerima semua kekuranganku, tak beranjak sejengkalpun, tetap merangkulku.

Dan malam ini, diteras lantai 2, ku pandangi langit2 malam kota depok, di iringi petikan gitar anaknya pak rt sebelah rumah, semakin menambah syahdu malam ini,  semakin ku terkenang semakin ku terdiam, semakin ku menyadari, bahwa allah telah mengirimkan banyak cinta kepadaku, melalui sahabat.

Dan banyak lagi, yang tersimpan dimemoriku, yang belum bisa ku ungkapkan satu persatu, tapi percayalah.

Sahabat
Tak ada yang hilang dari ingatan
Tak ada yang pergi dari hati.

Terima kasih untuk semua cinta dan pelajaran hidup.

Semoga allah menyayangimu.

Perlahan ku tersenyum sambil mengusap pipi. Dan kupandangi ke arah bawah, anak pak rt dan teman2nya makin menikmati alunan irama gitarnya.

-maulid-
Depok
Jumat, 8 januari 2016

Seporsi sate dan sejuta cerita


Lama saya hendak menulis ini, tapi selalu terbentur oleh kesibukan yang sebenarnya tak terlalu sibuk.
Sekarang saya bingung memulai dari mana cerita ini. Seporsi sate dan sejuta cerita.

Entah bagaimana awalnya, makan sate menjadi rutinitas kami tiap bulannya, dulu saat saya masih bekerja di daerah jakarta. sesibuk apapun kami, bertemu di luar dari jam kerja tetap kami lakukan walaupun itu hanya sebulan sekali.

sate setengah 2 porsi dan soto 1 porsi tanpa nasi, dimeja yang selalu sama, dan pesenan pun yang juga selalu sama. Bahkan sampai sekarangpun saat kami sudah memilih jalan "usaha" sendiri2 kegiatan ini masih dilakukan, meskipun tak serutin dulu.

Bagiku ajakan makan sate bukan sekedar ajakan biasa. Terselip makna "lama ku tak mendengar ceritamu, bagaimana keadaanmu". Atau " aku ingin ketemu" dan sejenisny, begitulah.

Banyak hal yang kami ceritakan, mulai dari kegiatan masing2, usaha masing2, buku bacaan masing2, sampai ke hal2 yg hanya kami saja yang tau. Cerita ini hanya akan berhenti kalo karyawan RM menghampiri kami dan berucap "maaf mba, udah mau tutup".

Kami tertawa bersama, terdiam bersama, menahan genangan air mata, untuk kemudian tersenyum lagi, saling berbagi cerita, saling menginspirasi, kami saling menguatkan. Walau kadang tak terucap, tapi kami selalu meluangkan waktu untuk bs bertemu, terselip makna "bagaimanapun keadaanmu, ada aku, saudarimu".

Ada hal2 yg hanya ku tahan saja, bukan karna ku tak ingin berbagi dengannya, tapi karna pertemuan kami jauh lebih bermakna dari pada ceritaku, yang hanya membuat harapan baikny untukku jd memudar.

Aku bersyukur allah mengenalkanku dengannya, banyak hal yang ku pelajari darinya, dia pribadi yang kuat, mandiri dan berprinsip. Dan disetiap tatapan matanya terselip harapan baik untuk masa depanku. Pun sama denganku.

Walaupun kita jarang bertemu,
Kita bersua dalam doa.
Walau tak terucap.
Namun terasa dalam jiwa.

-maulid-
Depok,
Senin, 4 januari 2016.

Sahabat

Sahabat,
saat kita bersama.
Saat kita tertawa berasama, menangis bersama, melakukan kesalahan bersama.
Saat main tajun tajunan mandi d tapian.
Saat manangguak rinuak.
Saat main sampan.
Saat maintai karambia anyuik.
Saat beradu cepat berenang melawan arah arus.
Saat beradu kuat menahan nafas di dalam air.
saat berlarian di pematang sawah.
Saat pai manggaro.
Saat samba lado patai uok pucuak parancih jd makanan kebanggan.
Saat setalah magrib berbarengan mengaji di surau.
Saat kita girang begitu hujan turun.
Saat tanah dan bebatuan kita jadikan tempat bermain.
Saat pai lari pagi ka dermaga danau singkarak.
Pulang singgah ka pasa bali katupek pitalah.

Saat bulan puaso mancaliak si uda2 main badia2 batuang. Dan tertawa girang begitu bunyinya memekakkan telinga.

Saat lapangan mesjid kita jadikan lapangan main bulu tangkis.

Dan galah bambu untk panjuluak bulu ayamnyo saat tasengkek di atok parkiran.
 
Saat akhir pekan kita isi dengan latihan randai.

Dan bersorak girang ketika kita berhasil menepuk sarawa galembong dengan sempurna.

Berlompat girang begitu pertunjukan randai kita berhasil.

Mengisi waktu2 kosong di sekolah dengan senandung lagu2 minang.

Saat ma ambiak mangga di pekarangan tepat di depan ruangan kepala sekolah selalu berhasil kita lakukan tanpa celah.

Saat talua busuak dan tepung menjadi tradisi perayaan ulang tahun.

Saat berbaur dengan alam menjadi kegiatan kita mengisi waktu libur sekolah.

Saat makan yang kadang hanya dengan mie rebus.
Saat ada sama2 dimakan. Tak ada sama2 di tahan.

Sahabat
Saat waktu memisahkan kita lewat jarak.
Saat kita memilih jalan sendiri2.
Saat kita memilih kota perantauan sendiri2.
Saat kita sibuk dengan aktifitas masing2.

Tapi kita tetap bertemu dalam satu kata "doa".
Kita bersua dalam satu dimensi yang disebut "doa".

Sahabat,
Terima kasih untuk semua cerita.
Terima kasih untuk semua cinta.

Tak ada yang hilang dari ingatan.
Tak ada yang pergi dari hati.

-maulid-
Depok.
Sabtu, 4 desember 2015

Doa (bahasa cinta paling dahsyat)


Doa (bahasa cinta paling dahsyat)

Pagi itu.
"Lagi ngapain len? Baca buku? kesini aja duduk sama saya, ngobrol". Kata beliau sambil mengajakku utk duduk di sebelahnya. Ibu2 separuh baya berbadan sedeng, beliau pemilik hunian yang saya tempati sekarang.

Perlahan saya taruh buku di raknya, saya berjalan menghampiri beliau, utk kemudian duduk tepat di sebelahnya. Beliau memulai cerita perjalanan hidupnya, beliau 10 bersaudara, bapaknya seorang OB disalah satu instansi pemerintahan, dan ibunya seorang ibu rumah tangga.

"Dengan keluarga besar, yang tinggal d rmh kontrakan di salah satu kawasan padat  penduduk di jakarta, dngan gaji bapak yg pas2an, keluarga ibu makan seadanya, tahu atau ngk tempe dengan beras yg jauh dr kt bagus. Untuk kesekolah pun tak ada uang jajan, kami disuruh milih sama bapak, mau jajan atau sekolah". Ceritanya.

Hingga akhirnya sang bapak mendapatkan tawaran dr salah satu pedagang beras di tmp tinggalnya, utk bekerja sampingan. Dari situlah perlahan2 ekonomi keluarga beliau membaik, di bantu dengan ibu yg jualan gorengan. Hingga akhirny membentuk salah seorang anak yg terkenal dengan kelebihan ekonominya di tempat tinggal saya sekarang. "Juragan kontrakan".

Di akhir cerita saya bertanya. "Ibu, apa kunci sukses dari orang tua ibu, sehingga berhasil membentuk ibu yang seperti sekarang?".

Sambil tersenyum beliau menjawab "niat baik dan doa, bapak berniat ingin membahagiakan anak istrinya, ibu dan anak2 berdoa untuk kesuksesan bapak".

saya ikut tersenyum memandang senyum manis yang terukir di wajah beliau.

"Doa orang2 disekeliling kitalah yang menjadi anak tangga kita menuju kesuksesan, doa orang tua, doa keluarga dan doa orang2 yang mencintai kita. Doa yang akan menjaga, dan doa jugalah yang akan menguatkan hati ketika ujian datang menghadang."  Lanjut beliau, dengan senyum penuh kebahagiaan, sambil mata menerawang seperti mengenang masa lalu.

Rasa haru tak bisa ku bendung,
"Hebaat". Cuma kata itu yang keluar dari mulutku.

-maulid-
Depok, minggu 29 november 2015.

Diri (merantau)


Hampir 11 tahun saia merantau, tak ada yg saya miliki, tmpt tinggal mash ngontrak, kendaraan msh minjem, dimata mereka saia gagal, biarlah, peduli amat dg kata orang.

 Tapi saia punya cerita, saia punya pengalaman tentang perjalanan hidup di rantau orang, yg tak dimiliki oleh orang lain, hanya saia yg punya, hanya saia yg tahu, hanya saia yg mengalami perubahan itu, tak akan terlihat secara kasat mata, karna semua itu ada di rasa, ada d hati.

Iya saia banyak melakukan kesalahan,
Tapi bukan berarti tidak ada hal benar yang pernah saia lakukan saia akan memperbaiki yg keliru.

 Iya saia sering menyesal, bahkan sampai bertahun2.
Tapi bukan berarti saia tidak berdiri gagah menghadapi hidup ini.

 Iya saia banyak kekurangan, tp bukan berarti saia tak memiliki kelebihan.

Iya saia sering gagal, tp bukan berarti saia tidak pernah berhasil.

Iya saia sering menangis, terisak, tergugu bahkan sampai tersedu sedan,
tp bukan berarti tak ada senyum bahagia yg terukir di bibir saia.

Iya saia memang tak punya uang untuk membelikan hadiah yg bagus untuk mereka yg saya sayangi,
tp bukan berarti saia tak pernah berdoa utk kebahagiaan mereka.

Iya saia memang di tinggal orang tua,
tp bukan berarti saia tak punya cinta. Karna cintalah saia hadir ke dunia.

Apapun yang akan mereka katakan.
 Inilah hidup saia
Dan kebahagiaan saia ada di hati saia Bukan di hati mereka.
Bukan dari harta benda yang terlihat.

-Maulid-
Depok, selasa, 10 februai 2015


Senandung untuk amak

Dear amak,
Ba kaba amak?
Anak amak lah taragak
Lai bisa juo kito ka bacurito lamak
Samo2 malapeh raso rindu nan mamuncak Tanang se amak
Anak amak lai ndak sadang samak

Amak
Pitih anak amak alun banyak
Tapi nan makan lai masih lamak
Walau hanyo jo samba lado tanak
Kadang jo samba buruak buruak
Tambah pulo jo karupuak
Yo sabana badacak
Saraso makan d sawah mak,
Tapi tanang se lah amak
Walau makan banyak
Anak amak lai ndak gapuak
Masih langsing seperti bdn amak

Amakku

Amakku
Kok hari lah pukua satu
Kok kasua lah mulai manyaru
Dimimpi ajo lah kito batamu
Samo2 Malapeh si raso rindu

Mak,
al fatihah ini untuk mu
Dari anak mu,
Aku rindu,
ku ingin memelukmu,
Semoga allah menyayangimu
Dan mengindahkan tempatmu.
Aku mencintaimu.
Aku menyayangimu.
Selalu dan selalu mendoakanmu.

amakku
Jari nan sapuluah sarato kapalo nan satu
Aku bersujud di kakimu
Memohon doa dan restumu,
di setiap langkah yg ku tempuh,
Semoga allah mempercepat langkahku Memudahkan urusanku
Menguatkan langkahku
Melapangkan dadaku
Melembutkan hatiku
Dan menyampaikanku ke tujuan itu Untuang basatu ruweh jo buku
Serta mengangkat derajatku

 Aamiin

Mak, yu ar mai epriting.
Aku hanya ingin sepertimu
Dengan cinta dan sayang yang tak bertepi.
Serta doa dan harapan yang tak berhenti.

Salam sayang, peluk cium dari anakmu.
-maulid-

Al-fatihah

Jakarta oh jakarta

Lama tak menginjakkan kaki di kota ini, kemaren malam aku langkahkan kaki lagi ke kota ini, kota metropolitan yang katanya menjadi mimpi bagi orang kampung.

Ahh ibu kota ini masih seperti dulu, siang malam kehidupannya sama, sama2 macet, kecuali lebaran, saat itulah jalanan sepi. potret kehidupan juga masih sama, orang yg berjalan dan bersepeda menjajakan dagangannya, muda mudi yg duduk di bangku taman pinggir jalan, sibuk dengan jejet canggih masing2.

Dan bapak "alang bondo" yang tak pernah ketinggalan, menjalankan tugasnya menjaga ketertiban lalu lintas, lengkap dengan seragamnya dan gerakan tangannya yg sudah seperti orang menari saja di pertigaan jalan.

Jakarta, dulu ini hanya sebuah kata yang sering aku dengar dari uwo, dan orang2 kampung lainnya, pemuda kampungkku banyak merantau ke jarkata, dan aku tak terlintas untuk melihat dunia luar, apalagi untuk menjadikan jakarta sebagai pelabuhan ku menjemput rejekiNYA. Aku hanya mengikuti alur takdir.

11 tahun sudah aku disini, mulai dari menuntut ilmu sampai menjemput rejeki, mulai dari merasakan makan hanya dengan mie rebus sampai mencicipi makanan ala2 italia eropa, tp sungguh kalio jariang dan samba lado patailah makanan ternikmat bagi lidahku. 😂😂

Oh jakarta kau sungguh memberiku banyak cerita, mulai dari kecopetan di kereta entah berapa kali, sampai pulang kerja jam 11 malam, naik bus yg jam 5 subuh mengejar waktu, dan sampai di tipu oleh orang2 berdasi, mengganjal perut yg hanya dengan aqua gelas, sampai di transfer sejumlah uang oleh orang yang tak di kenal.
Jakarta, ibuku,  kau mengajarkan aku cara bertahan hidup, cara bersosialisasi, cara berbagi, cara mengasihi, dan satu hal kau ajarkan aku akan rasa rindu yang amat dalam terhadap kampung, rindu yg terus menikam dengan suara saluang dan gemericik melodi suara alamnya.

Oh jakarta kau sungguh mempesona bagi orang2 kampung, tawaran kehidupanmu sungguh menggantungkan mimpi orang utk bisa menaklukanmu. Berbeda denganku yg mengikuti alur takdir hingga akhirnya kita bersua.

Jakarta terima kasih untuk semua cerita dan cinta.

Tak ada yg hilang dari ingatan.
Tak ada yang pergi dari hati.

Depok, 6 nov 2015
-maulid-

Karambia (untuang karambia anyuik)

Dikaji pulo tareh karambia. Kok nyampang tumbuah di lereang tapian. Usah di paga di sirami. Pabia selah nyo lai ka gadang surang. Kok nyampang lah gadang lah babuah pulo. Di panjek dek baghuak. Buah di puta di pilin abih. jatuah lareh ka tapian. di tanti agak ka baruah.

Karambia di tenteang di lenggangkan di bao ka ateh rumah. Tibo di rumah di buka sabuiknyo. Di batuah tampuruangyo di kukua isinyo. Tinggalah karambianyo sajo. alun cukuik sampai disitu. Karambia harus di rameh untuk mandapek an santannyo. Santan di campua jo sagalo bumbu. lado, sapadeh, lingkueh, kunyik, sarai, daun limau, daun salam, daun kunyik, kok paralu ruku2 stek. Di jarangan di api jo daun masiaknyo jo sabuiknyo jo kayu api. Gulai masak lamaknyo sabateh karongkongan. Selain untuak masak, santannyo bisa juo untuak perawatan rambuik, supayo rambuik jd hitam mangkilek.

Selain ka untuak gulai karambianyo bisa juo di jadian ambu ambu ka pambuek kuah sate. Selain itu bisa juo ka untuak pambuek minyak. Minyak nyo bisa di jadian minyak goreang. Onde mandeee, samba lado matah di agiah minyak karambia di makan jo jariang sabana lasuah. Sampai ndak nampak mintuo lalu. 😆

Lain pulo nasib sabuiknyo. Kajadi kayu api jo ka aleh pambaka kumayan. Bisa juo ka untuak pambasuah piriang. Bisa juo untuak ka duduak di buaian.  Daun masiak nyo bitu pulo ka jadi kayu api. Selain itu daun nyo bisa di anyam kajadi atok gaduang2 di tangah sawah, atau ka pamaga kandang itiak. Tibo di aianyo. Kok karambia mudo lai ka jd ubek takilok badan jo paneh di dalam. Kok aia karambia tuo, ka parandam jariang untuak mangurangi baunnyo. Kok tampuruangnyo ka jadi baro sate. Lidinyo bitu pulo ka jadi lidi sate. Pucuaknyo ka jadi sarang katupek.

Ba a jo batang nyo. Ha batangnyo bisa ka jadi titian di banda jalan ka sawah. Ba pulo jo ureknyo. Ureknyo ka jadi ubek pulo (kalo ndk salah, lupo2 ingek).
Kok katapangnyo bisa ka ma pel lantai buliah nak tacilak.

Karambia oh karambia sungguh besar jasamu. 😎

-maulid-
Depok, 23 mei 2015

Sikeriting (hitam manis idola)

Kulit item, rambut kriting halus, mata bulet item, bentuk wajah memanjang, sudah bisa dipastikan kalau anak ini anak keturuanan indonesia timur. Saya lupa namanya siapa. Kami bertemu di salah satu panti asuhan balita di jakarta timur November tahun lalu.

Dia anak yang gesit. Tak mau diem. Selalu ada yg dia lakukan. Bahkan kadang membuat jantungan dengan polanya yang gelagapan seperti orang hendak terjun bebas dari lantai 2 di aula tempat acara berlangsung.

Dengan tingkahnya yang supel tak heran jika dia jadi rebutan di antara anak2 yg lain. Di tambah dengan secara fisik dia memang sangat berbeda dg yg lain. Sangat mudah untuk dikenali.

Gimana awalnya dia jadi anak asuh di panti ini jg saya lupa. Yang jelas dia menjadi anak yg dominan di sana dengan tingkah dan polanya. Dia sangat sadar dengan kamera. Begitu ada yg mengajak dia foto. Dengan penuh aksi senyum kemanjaan akan di pertontonkan olehnya.

Lihatlah bagaimana senyum manja nya di kala berfoto. Dan dia akan senang sekali kalo foto itu di perlihatkan kepadanya. Menjadi sebuah keharusan baginya.

Bagaimana layaknya anak2. Dia tidak mengerti dengan apa yg terjadi di sekitarnya. Dan dia pun jg tidak tau kenapa dia harus berkumpul dengan puluhan anak2 lainnya di panti ini. Bahkan mungkin mereka jg tidak tau siapa orang tuanya. Yang dia tahu dia memiliki teman yang banyak. Ada maianan banyak. Makan terpenuhi. Ada baju baru. Selalu di kunjungi. Sebagian ada yg beruntung, dengan adanya orang tua asuh untuk mereka. Dan mereka akan menemukan keluarga baru. Mereka akan mempunyai ayah dan ibu baru. Mereka menemukan kehidupan baru. Disaat yg bersamaan jg mereka berpisah dengan teman2nya yg ada di panti ini.

Si keriting ini satu di antara ratusan bahkan mungkin ribuan anak2 yg bernasib sama di luar sana. Bagi orang dewasa akan sangat menyedihkan melihat kondisi mereka. Akan timbul pertanyaan kenapa harus begini?. Tapi kembali,  inilah suratan takdir bagi mereka. Mereka anak2 pilihan tuhan. Beginilah cara tuhan mendidik mereka. Agar menjadi manusia yang kuat nantinya. Mereka belajar sendiri dengan pola dan lingkungannya. Memahami dengan sendiri apa yg terjadi.

Tuhan
Ketika tanganku tak sanggup untuk memeluk mereka satu persatu.
Tapi ku percaya tangan2 tersembunyiMU telah memeluk mereka dengan kasih sayangMU.
Tuhan
Ketika jemariku tak sanggup mengusap air mata kesedihan di pipi mereka.
Tapi ku percaya janjiMU akan kehidupan yg labih baik bagi mereka pasti terjadi.

Sungguh tak ada yang sia2. Semua tersusun rapi sebagai skenario terindahMU untuk mereka.

Semoga tak ada lagi "sikeriting2" berikutnya.

-maulid-
Citayam
Senin, 25 mei 2015

Ka - ka (disitu kadang saya merasa sedih)

Ka - ka (disitu kadang saya merasa sedih).

Namanya yayu. Anak gadis belia 12th asal palembang. parasnya cantik. Pertama kali melihatnya dia merayap d teras depan. Bagaimana layaknya cicak. Waah saya kaget sekali. Tak lama dia berdiri, berjalan cepat menuju kamarnya. Bersender dimeja kamarnya melihat ke arah luar. Perlahan saya sapa dan saya dekatin. Saya bertanya siapa namanya  tp tak ada jawaban. saya foto kemudian hasil foto itu saya perlihatkan padanya. Dia tersenyum.oh sungguh manis sekali senyumnya.

Kemudian dia duduk di bawah dengan mengeluarkan semua mainannya. Saya ikut duduk bersila di hadapannya. Dia memberikan isarat mengajak saya bermain dengannya. Di dampingi oleh perawtnya yg bercerita tentangnya. Karna memang yayu memiliki keterbatasan dalam hal bicara. Kata-katanya terbata bata dan kurang jelas. Dia jg suka kejang.
Awalnya dia masuk ke panti ini hanya dititipkan oleh orangtuanya yg pergi umroh. Tetapi sekembalinya ortunya dr umroh dan berniat menjemputnya  untuk dibawa pulang ke kampungnya di palembang dia tidak mau lagi. Dengan alasan disini dia menemukan banyak teman. Jadilah dia sebagai anak asuh di panti ini. (Panti asuhan tuna ganda pal sigunung).

Lama bermain denganya. Perlahan dia mendekati saya. Begitu kami berhadapan dalam jarak yg sangat dekat. Dia mengambil tangan saya dan mengeluskan ke pipinya. Saya menatap matanya sambil tersenyum. Kemudian dia mendekati wajah nya ke arah saya. Dan mencium pipi saya sambil berbisik Ka-ka dengan terbata-bata. Saya memeluknya mencium kedua pipi2nya. Sungguh tak ada kata2 yang sanggup saya ucapkan. Semua menyatu dalam sebuah pelukan.

Lama kami bermain. Saya mohon pamit kepadanya. Karna memang juga sudah jamnya bagi dia untuk beristirahat siang. Tetapi saat saya keluar dr kamarnya. Dia memberikan isyarat agar saya masuk ke kamarnya seperti ada sesuatu hal yg ingin dia sampaikan. Saya masuk lagi. Saya duduk di ranjangnya tepat di sebelahnya. Dia langsung bersandar di pundak saya. Kami berfoto dan hasilnya saya lihatkan kepadanya. Melihat foto itu dia tersenyum dg senyuman yg sungguh indah. Cantik sekali. Senyuman dari hati.

Tuhan..
Terima kasih atas pertemuan kami.
Tuhan..
Aku tak punya banyak uang dan waktu untuk mengunjungi orang2 yg saya sayangi.
Tapi ijinkan doa2 saya sebagai bahasa rindu dan cinta untuk menggerakkan tangan2 tersembunyiMU untuk menjaga dan melindungi mereka yg saya sayangi.
Tuhan.
Sungguh baraguak tangih ka dalam.
😢

-maulid-
Depok, 23 mei 2015