Rabu, 20 April 2016

Seporsi sate dan sejuta cerita


Lama saya hendak menulis ini, tapi selalu terbentur oleh kesibukan yang sebenarnya tak terlalu sibuk.
Sekarang saya bingung memulai dari mana cerita ini. Seporsi sate dan sejuta cerita.

Entah bagaimana awalnya, makan sate menjadi rutinitas kami tiap bulannya, dulu saat saya masih bekerja di daerah jakarta. sesibuk apapun kami, bertemu di luar dari jam kerja tetap kami lakukan walaupun itu hanya sebulan sekali.

sate setengah 2 porsi dan soto 1 porsi tanpa nasi, dimeja yang selalu sama, dan pesenan pun yang juga selalu sama. Bahkan sampai sekarangpun saat kami sudah memilih jalan "usaha" sendiri2 kegiatan ini masih dilakukan, meskipun tak serutin dulu.

Bagiku ajakan makan sate bukan sekedar ajakan biasa. Terselip makna "lama ku tak mendengar ceritamu, bagaimana keadaanmu". Atau " aku ingin ketemu" dan sejenisny, begitulah.

Banyak hal yang kami ceritakan, mulai dari kegiatan masing2, usaha masing2, buku bacaan masing2, sampai ke hal2 yg hanya kami saja yang tau. Cerita ini hanya akan berhenti kalo karyawan RM menghampiri kami dan berucap "maaf mba, udah mau tutup".

Kami tertawa bersama, terdiam bersama, menahan genangan air mata, untuk kemudian tersenyum lagi, saling berbagi cerita, saling menginspirasi, kami saling menguatkan. Walau kadang tak terucap, tapi kami selalu meluangkan waktu untuk bs bertemu, terselip makna "bagaimanapun keadaanmu, ada aku, saudarimu".

Ada hal2 yg hanya ku tahan saja, bukan karna ku tak ingin berbagi dengannya, tapi karna pertemuan kami jauh lebih bermakna dari pada ceritaku, yang hanya membuat harapan baikny untukku jd memudar.

Aku bersyukur allah mengenalkanku dengannya, banyak hal yang ku pelajari darinya, dia pribadi yang kuat, mandiri dan berprinsip. Dan disetiap tatapan matanya terselip harapan baik untuk masa depanku. Pun sama denganku.

Walaupun kita jarang bertemu,
Kita bersua dalam doa.
Walau tak terucap.
Namun terasa dalam jiwa.

-maulid-
Depok,
Senin, 4 januari 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar