Rabu, 20 April 2016

Jakarta oh jakarta

Lama tak menginjakkan kaki di kota ini, kemaren malam aku langkahkan kaki lagi ke kota ini, kota metropolitan yang katanya menjadi mimpi bagi orang kampung.

Ahh ibu kota ini masih seperti dulu, siang malam kehidupannya sama, sama2 macet, kecuali lebaran, saat itulah jalanan sepi. potret kehidupan juga masih sama, orang yg berjalan dan bersepeda menjajakan dagangannya, muda mudi yg duduk di bangku taman pinggir jalan, sibuk dengan jejet canggih masing2.

Dan bapak "alang bondo" yang tak pernah ketinggalan, menjalankan tugasnya menjaga ketertiban lalu lintas, lengkap dengan seragamnya dan gerakan tangannya yg sudah seperti orang menari saja di pertigaan jalan.

Jakarta, dulu ini hanya sebuah kata yang sering aku dengar dari uwo, dan orang2 kampung lainnya, pemuda kampungkku banyak merantau ke jarkata, dan aku tak terlintas untuk melihat dunia luar, apalagi untuk menjadikan jakarta sebagai pelabuhan ku menjemput rejekiNYA. Aku hanya mengikuti alur takdir.

11 tahun sudah aku disini, mulai dari menuntut ilmu sampai menjemput rejeki, mulai dari merasakan makan hanya dengan mie rebus sampai mencicipi makanan ala2 italia eropa, tp sungguh kalio jariang dan samba lado patailah makanan ternikmat bagi lidahku. 😂😂

Oh jakarta kau sungguh memberiku banyak cerita, mulai dari kecopetan di kereta entah berapa kali, sampai pulang kerja jam 11 malam, naik bus yg jam 5 subuh mengejar waktu, dan sampai di tipu oleh orang2 berdasi, mengganjal perut yg hanya dengan aqua gelas, sampai di transfer sejumlah uang oleh orang yang tak di kenal.
Jakarta, ibuku,  kau mengajarkan aku cara bertahan hidup, cara bersosialisasi, cara berbagi, cara mengasihi, dan satu hal kau ajarkan aku akan rasa rindu yang amat dalam terhadap kampung, rindu yg terus menikam dengan suara saluang dan gemericik melodi suara alamnya.

Oh jakarta kau sungguh mempesona bagi orang2 kampung, tawaran kehidupanmu sungguh menggantungkan mimpi orang utk bisa menaklukanmu. Berbeda denganku yg mengikuti alur takdir hingga akhirnya kita bersua.

Jakarta terima kasih untuk semua cerita dan cinta.

Tak ada yg hilang dari ingatan.
Tak ada yang pergi dari hati.

Depok, 6 nov 2015
-maulid-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar